Selain yang tercatat dalam Berita Acara di atas kami juga merangkum beberapa untaian kata yang sangat penting untuk diketahui oleh pembaca, untaian kata-kata ini disampaikan Pimpinan Dayah/ Ponpes YPI Nururrasyadalaziziyah (Waled Rasyidin Ahmad, SE, S.Sos.I) saat membuka rapat, diantaranya adalah:
a. Dikotomi/ Dualisme pendidikan dayah dan pendidikan umum sudah terlanjur termakan oleh masyarakat Aceh, disebabkan oleh adanya penjajahan Belanda terhadap Indonesia, ada sekolah khusus untuk orang Belanda dan ada juga sekolah khusus untuk pribumi (pesantren, madrasah). Dikotomi tersebut mereka ciptakan tentu saja untuk kepentingan menjajah, Padahal dalam Islam ilmu itu satu tidak ada pemisahan umum dan agama. Dalam hal ini Dayah Nura hadir dan berusaha menghilangkan dikotomi ini dengan mengintegrasikan pendidikan Dayah dan Umum, salah satu hal yang memotivasi kami untuk pengintegrasian ini adalah karena jika kami selaku penyelenggara pendidikan hanya fokus pada salah satu objek antara dua objek tersebut dan mengabaikan salah satu maka kami merasa diri kami telah dzalim (tidak adil) pada anak-anak didik kami dan itu merupakan hal yang sangat tidak diinginkan.
b. Petuah untuk wali santri:
- ” Orang Tua yang memberikan pendidikan yang tepat (sesuai tuntunan Rasulullah s.a.w) kepada anak merupakan Investasi masa panjang yang InsyaAllah akan membuahkan hasil yang sangat bermanfaat untuk dirinya dunia akhirat dan sebaliknya jika Orang Tua tidak tepat dalam memberikan pendidikan untuk anaknya maka akan menyengsarakan dirinya bahkan menyeretnya ke Neraka, Na’uzubillahi min zalik”.
- Komunikasi yang baik antara Wali Santri dengan penyelenggara pendidikan di Dayah NURA diharapkan intensif demi kenyamanan kita semua untuk mendidik, oleh sebab itu jika ada laporan dari santri tentang sesuatu saat kami melaksanakan peraturan-peraturan, maka Wali santri wajib cross check langsung ke kami.
Komentar
Posting Komentar